Selasa, 26 Mei 2015

Berkebun Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.

Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa.

Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious diclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.

Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan.

Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.

Buah terdiri dari tiga lapisan:
  •     Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
  •     Mesoskarp, serabut buah
  •     Endoskarp, cangkang pelindung inti

Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.

Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula).
Syarat hidup

Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.

Tipe Kelapa Sawit

Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis: E. guineensis dan E. oleifera. Jenis pertama yang terluas dibudidayakan orang. dari kedua species kelapa sawit ini memiliki keunggulan masing-masing. E. guineensis memiliki produksi yang sangat tinggi dan E. oleifera memiliki tinggi tanaman yang rendah. banyak orang sedang menyilangkan kedua species ini untuk mendapatkan species yang tinggi produksi dan gampang dipanen. E. oleifera sekarang mulai dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik.

Penangkar seringkali melihat tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang, yang terdiri dari

  •     Dura,
  •     Pisifera, dan
  •     Tenera.

Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang, sehingga tidak memiliki inti (kernel) yang menghasilkan minyak ekonomis dan bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging per buahnya mencapai 90% dan kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%.

Untuk pembibitan massal, sekarang digunakan teknik kultur jaringan.


Hasil Tanaman
Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak goreng, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.

Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin.

Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas yang disebut bungkil inti sawit itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.

Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90 °C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur.

Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.

Sejarah Perkebunan Kelapa Sawit
Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an. Pada saat yang bersamaan meningkatlah permintaan minyak nabati akibat Revolusi Industri pertengahan abad ke-19. Dari sini kemudian muncul ide membuat perkebunan kelapa sawit berdasarkan tumbuhan seleksi dari Bogor dan Deli, maka dikenallah jenis sawit "Deli Dura".

Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial dengan perintisnya di Hindia Belanda adalah Adrien Hallet, seorang Belgia, yang lalu diikuti oleh K. Schadt. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 ha. Pusat pemuliaan dan penangkaran kemudian didirikan di Marihat (terkenal sebagai AVROS), Sumatera Utara dan di Rantau Panjang, Kuala Selangor, Malaya pada 1911-1912. Di Malaya, perkebunan pertama dibuka pada tahun 1917 di Ladang Tenmaran, Kuala Selangor menggunakan benih dura Deli dari Rantau Panjang. Di Afrika Barat sendiri penanaman kelapa sawit besar-besaran baru dimulai tahun 1910.

Hingga menjelang pendudukan Jepang, Hindia Belanda merupakan pemasok utama minyak sawit dunia. Semenjak pendudukan Jepang, produksi merosot hingga tinggal seperlima dari angka tahun 1940.

Usaha peningkatan pada masa Republik dilakukan dengan program Bumil (buruh-militer) yang tidak berhasil meningkatkan hasil, dan pemasok utama kemudian diambil alih Malaya (lalu Malaysia).

Baru semenjak era Orde Baru perluasan areal penanaman digalakkan, dipadukan dengan sistem PIR Perkebunan. Perluasan areal perkebunan kelapa sawit terus berlanjut akibat meningkatnya harga minyak bumi sehingga peran minyak nabati meningkat sebagai energi alternatif.

Beberapa pohon kelapa sawit yang ditanam di Kebun Botani Bogor hingga sekarang masih hidup, dengan ketinggian sekitar 12m, dan merupakan kelapa sawit tertua di Asia Tenggara yang berasal dari Afrika.

Hama dan Penyakit
Faktor yang dapat menyebabkan penurunan hasil produksi pada tanaman kelapa sawit diantaranya hama dan penyakit. Serangan hama utama ulat pemakan daun kelapa sawit, yakni ulat api (Lepidoptera: Limacodidae) dan ulat kantung (Lepidoptera: Psychidae).  Potensi kehilangan hasil yang disebabkan kedua hama ini dapat mencapai 35%. [4] Jenis ulat api yang paling banyak ditemukan di lapangan adalah Setothosea asigna, Setora nitens, Darna trima, Darna diducta dan Darna bradleyi.  Selain hama, penyakit juga menimbulkan masalah pada pertanaman kelapa sawit. Penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh infeksi cendawan Ganoderma boninense merupakan penyakit penting yang menyerang kebun-kebun kelapa sawit. Cendawan G. boninense merupakan patogen tular tanah yang merupakan parasitik fakultatif dengan kisaran inang yang luas dan mempunyai kemampuan saprofitik yang tinggi.

Manfaat Minyak Sawit
Selain manfaat utama minyak sawit sebagai minyak makan, minyak sawit juga dapat digunakan sebagai pengganti lemak susu dalam pembuatan susu kental manis dan tepung susu skim.

Berkebun Kelapa Sawit
Bertani Kelapa sawit di Indonesia merupakan salah satu bertani Agrobisnis yang mempunyai potensi yang sangat besar. Di Indonesia sendiri terdapat daerah yang sangat cocok untuk berkebun kelapa sawit  antara lain di daerah Kalimantan yaitu  Balikpapan, Bengkulu, Samarinda, dan di daerah Suamatera dan juga Bali.

Berbudi daya tanaman kelapa sawit sebaiknya dengan sistem lembah tangkapan air. Maksudnya tanah yang digali terlebih dahulu berbentuk bulat berdiameter 150cm dan sedalam 30cm, baru setelah itu ditengahnya digali lubang petak ukuran 50x50x50cm untuk lubang penanaman bibit. Cara seperti ini akan sangat membantu asupan air, karena kelapa sawit adalah tanaman yang sangat banyak membutuhkan air. Selain itu juga akan membantu untuk mengefesiensikan dalam pemupukan yang dilakukan, karena agar menghindari hanyutnya pupuk dibawa air hujan. Akan tetapi tentu biayanya juga cukup besar. Namun kita harus melihat dalam jangka panjangnya, karena perlakuan seperti ini akan jauh lebih menguntungkan.

Untuk panduan lebih lengkap mengenai cara berkebun kelapa sawit disini kami tampilkan beberapa buku terbaik yang bisa Anda pergunakan sebagai panduan dalam berkebun kelapa sawit:
  1. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir, buku ini ditulis oleh Iyung Pahan yang mengupas tuntas mengenai kelapa sawit, mulai dari aspek teknis seperti budi daya dan pascapanen, pemanfatan, kebijakan, serta sistem manajemen dari hulu hingga hilir.
  2. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit, yang ditulis oleh duo pengarang Soepadiyo Mangoensoekarjo dan Haryono Semangun terbitan Gadjah Mada University Press.
  3. Cara Cerdas Mengelola Perkebunan Kelapa Sawit, buku ini ditulis oleh Maruli Pardamean yang membahas berbagai faktor yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelapa sawit dari faktor agronomi hingga ke faktor SDM-nya.
  4. Buku Pintar Kelapa Sawit, buku ini ditulis oleh kolaborasi antara Rustam Effendi Lubis dan Agus Widanarko yang mengupas segala hal tentang kelapa sawit, mulai sejarah, botani, pengurusan izin, kesesuaian lahan, pembukaan lahan, pembibitan, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan pascapanen. pengendalian hama dan penyakit, serta analisis biaya pembangunan kebun. Buku ini diterbitkan oleh AgroMedia Pustaka yang merupakan pemain publisher baru di dunia pertanian tapi cukup pesat perkembangannya. Banyak buku-buku pertanian yang sudah tenar diterbitkan oleh penerbit ini.
  5. Budi Daya Kelapa Sawit di Berbagai Jenis Lahan, ditulias oleh Sunarko juga merupakan terbitan dari Agromedia Pustaka mengupas tentang budi daya kelapa sawit di berbagai jenis lahan, mulai membuka lahan, membangun kebun, dan memeliharanya hingga panen. Selain itu, dilengkapi juga dengan informasi pengurusan izin dan manajemen lingkungannya.
  6. Mengelola Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit Secara Profesional, lagi-lagi merupakan salah satu buku lainnya yang ditulis oleh Maruli Pardamean yang mendapat banyak pujian dari kalangan profesional karena buku ini memberikan nilai tambah dalam mencapai tujuan perusahaan perkebunan kelapa sawit.
  7. Berkebun Kelapa Sawit "Si Emas Cair" (Panduan Praktis dari Nol), buku ini sepertinya paling cocok bagi pemula di bidang perkelapasawitan. Penulis memaparkan secara runut berbagai hal berkaitan dengan kelapa sawit, mulai dari prospek usaha, cara menentukan lahan yang cocok untuk sawit, cara membuka lahan, cara memilih bibit unggul, cara menanam dan memelihara sawit, cara memberantas hama dan penyakit, hingga cara memanen kelapa sawit dengan tepat. Dilengkapi juga dengan analisis usaha dan teknis pemasaran kelapa sawit agar tidak merugi. 
  8. Sukses Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Produktivitas Tinggi, buku ini juga tidak kalah pentingnya untuk dikoleksi para penggiat kelapa sawit. Buku yang ditulis oleh Arie Malangyoedo ini  berisikan informasi komplit terkait pengembangan kelapa sawit. Buku ini memiliki beberapa perbedaan dengan buku yang telah ada karena menyajikan tentang perencanaan dalam pengembangan kelapa sawit. Pasalnya ada banyak krusial yang harus dipertimbangkan para pekebun sebelum memutuskan untuk melakukan investasi pada perkebunan sawit agar pada akhirnya dapat memperoleh keuntungan.
Demikian kami informasikan beberapa buku tentang kelapa sawit yang mungkin akan sangat membantu para pekebun kelapa sawit. Masih banyak sebenarnya buku-buku yang bagus yang mengulas tentang kelapa sawit, tapi buku-buku di atas sudah cukup komplit mewakili semua aspek tentang perkelapasawitan. Untuk mendapatkan buku-buku tersebut bisa dibeli secara online dari salah satu toko buku online terlengkap yang sangat dikenal di kalangan para netters yaitu toko buku online belbuk.com. 

Senin, 25 Mei 2015

Budidaya Jamur Tiram

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus). Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk. Selain itu, jamur tiram juga memiliki spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat.

Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya. Media yang umum dipakai untuk membiakkan jamur tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan limbah dari penggergajian kayu.

Usaha budidaya jamur tiram seringkali mengalami kegagalan karena teknik dan cara budidaya yang kurang benar. Meskipun gampang, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti lingkungan, kebersihan, serta konsistensi selama perawatan. Jika faktor-faktor tersebut tidak bisa dipenuhi dengan baik maka hasilnya pun kurang optimal bahkan besar kemungkinan berpotensi mendatangkan kegagalan.

Jamur tiram putih berwarna putih agak krem dengan diameter tubuh 3-14 cm. Jamur ini memiliki miselium.  Tubuh buah jamur inilah yang bernilai ekonomis tinggi dan menjadi tujuan dari budidaya jamur tiram. Teknik budidaya jamur tiram mulai dari persiapan hingga pasca panen sangat perlu diperhatikan agar pelaku usaha benar-benar memahami sehingga lebih menguasai dalam pemeliharaan maupun pengendalian hama tanaman.

Info lengkap mengenai budidaya jamur tiram bisa dilihat di artikel ini: https://penjagagunung.wordpress.com/2013/05/30/teknik-dan-cara-budidaya-jamur-tiram/. Dan untuk panduan lebih lengkap tentang budidaya dan proses bisnis dari jamur tiram ini, secara lengkap diulas dalam buku Bisnis Jamur Tiram yang ditulis oleh Triono Untung Piryadi yang berisi tentang pengalaman penulis dalam mengelola jamur tiram selama bertahun-tahun, sehingga dihasilkan roda bisnis yang jauh lebih efektif dan efisien.

Pemaparan bisnis jamur tiram pada buku ini berbeda dengan buku-buku jamur tiram pada umumnya. Beberapa pembahasan di dalam buku ini di antaranya menyangkut hal-hal sebagai berikut:
  • Media tanam tidak perlu melalui proses pengomposan karena tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan jamur tiram.
  • Serbuk kayu tidak perlu direndam karena getah yang menempel pada serbuk tersebut tidak akan mengganggu perkembangan jamur tiram.
  • Penyortiran serbuk gergaji bisa dilakukan saat memasukkan media tersebut ke dalam baglog.
  • Penggunaan rak tunggal dan belt pada kubung pembesaran dapat menghemat biaya dan waktu, baik saat pemeliharaan maupun pemanenan.
  • Sebenarnya, melubangi bagian tengah baglog pada saat membuat baglog justru dapat memperlambat kinerja dan produktivitas miselium. 
Dan masih banyak teknik lain yang berbeda dari buku ini. Jika ingin sukses dalam berbisnis jamur tiram, bacalah buku ini, lalu aplikasikan isi di dalamnya. Jika kesulitan mendapatkan buku ini di toko-toko buku di daerah Anda, bisa didapatkan dengan membeli secara online di salah satu toko buku online terlengkap di belbuk.com.
Selamat berinvestasi! Bisnis Jamur Tiram. 


Budi Daya Jamur Merang

Jamur merang (Vorvariella volvacea) merupakan satu diantara model jamur yang banyak diupayakan oleh petani di dataran rendah. Jamur merang bisa tumbuh pada media yang terhitung limbah, terlebih limbah pertanian. Tak hanya pada kompos merang, jamur merang pun bisa tumbuh pada media kompos lain. Kandungan protein jamur merang lebih tinggi di banding sayuran lain. Jamur merang memiliki kandungan riboflavin, tiamin, asam nikotin, kalsium serta fosfor yang cukup tinggi, sedang kadungan kalori serta kolesterolnya rendah hingga bisa berperan juga sebagai makanan pelangsing. Jamur merang atau kulat jumpung dalam bahasa Aceh adalah salah satu spesies jamur pangan yang banyak dibudidayakan di Asia Timur dan Asia Tenggara yang beriklim tropis atau subtropis. Sebutan jamur merang berasal dari bahasa Tionghoa caogū.

Jamur merang dibudidayakan di dalam bangunan yang disebut kumbung. Sesuai namanya jamur ini tumbuh baik pada media merang dan jerami yang telah terkomposkan. Namun praktik budidaya lebih lanjut juga mendapati jamur ini tumbuh baik pada kompos sampah kertas, tandan kosong sawit, kompos batang pisang dan kompos bio massa pada umumnya. Menurut penelitian, limbah kapas adalah media yang memberikan hasil produksi dan pertumbuhan yang terbaik bagi jamur merang. Jamur merang dikenal sebagai warm mushroom, hidup dan mampu bertahan pada suhu yang relatif tinggi, antara 30-38 °C dengan suhu optimum pada 35 °C.

Budidaya jamur ini tidak sulit. Panen dilakukan terhadap tubuh buah yang belum sepenuhnya berkembang (masih kuncup), meskipun tubuh buah yang telah membuka payungnya pun masih bisa dikonsumsi walaupun harnga jualnya menurun.

Jamur merang mempunyai rasa enak, gurih, dan tidak mudah berubah wujudnya jika dimasak, sehingga digunakan untuk berbagai macam masakan, seperti mi ayam jamur, tumis jamur, pepes jamur, sup dan capcay.

Sentra produksi jamur merang di Indonesia terdapat di Dataran Tinggi Dieng. Di negara-negara Asia yang membudidayakannya, jamur merang dijual dalam bentuk segar. Di daerah beriklim sejuk hanya tersedia jamur merang kalengan.

Kandungan protein jamur cukup tinggi, dalam 100 gr jamur segar terkandung sekitar 3,2 gr protein, jumlah ini akan bertambah menjadi 16 gr jika jamur berada dalam keadaan kering. Selain itu, jamur juga memiliki kandungan kalsium dan fosfor cukup tinggi, 51 mg dan 223 mg, dan mengandung 105 kj kalori, dengan kandungan lemak rendah, 0,9 gr.

Pemilihan spora dan miselium jamur merang yang tepat, akan menghasilkan jamur merang yang berukuran raksasa/jumbo (lebih besar daripada Jamur merang lainnya), seperti yang dihasilkan oleh Erlita susi S.P dan Soesiadi dari Ds jatiroto, lumajang, Jawa timur.

Permintaan pasar terhadap jamur merang sangat tinggi, jamur merang cocok dibudidayakan di dataran rendah atau daerah panas, panen perdana jamur merang dilakukan 8-10 hari setelah tanam dengan frekuensi panen dua kali setiap hari hingga 30 hari, harga jualnya lebih tinggi dibandingkan dengan jamur tiram, serta bahan dan media tanam jamur merang relatif mudah diperoleh.

Buku Budi Daya Jamur Merang (2 Kali Panen Setiap Hari) yang ditulias oleh Wanda Saputra adalah salah satu buku yang akan memandu Anda untuk membudidayakan jamur merang. Buku ini mengupas tahapan pembudidayaan jamur merang, mulai pembuatan kumbung, pasteurisasi kumbung, fermentasi media, penanaman bibit, hingga pemanenan berdasarkan pengalaman penulis sebagai pembudidaya jamur merang. Plus, analisis usaha budi daya jamur merang skala rumah tangga dan teknis pembibitan jamur merang. Seluruhnya disajikan secara praktis sehingga memudahkan Anda menerapkannya di lapangan.

Buku ini bisa Anda dapatkan dengan membeli secara online melalui toko buku online belbuk.com.

Kamis, 21 Mei 2015

Peluang Usaha Peternakan

Kita semua tahu bahwa hewan ternak dapat di ambil daging, kulit bahkan susunya. Maka dari itu anda tak perlu ragu untuk memulai usaha ternak karena memang usaha ternak cukup menjanjikan. Hingga saat ini usaha peternakan memang bukan menjadi salah satu usaha mayoritas di negara ini, padahal apabila di kembangkan dengan baik maka usaha jenis ini akan lebih menguntungkan dari pada sektor pertanian.

Usaha peternakan merupakan bisnis yang tidak mengenal kata ‘mati’. Bagaimana tidak, selama manusia masih gemar makan produk peternakan seperti daging, susu, dan telur, usaha ini akan selalu menjadi potensi luar biasa. Kebutuhan akan daging terus meningkat belakangan ini, terutama daging sapi, Maka dari itu tidak heran apabila negara kita sering sekali mengimpor daging sapi dari negara tetangga seperti Australia.

Selain itu, usaha yang bisa dilakukan terbilang tidak sulit dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Ingin panen ayam pedaging dalam satu bulan? Anda bisa mulai dari lahan berukuran 100 m2. Ingin panen telur setiap hari? Anda bisa memelihara ayam atau itik petelur di lahan 500 m2. Ada lagi budi daya kroto yang bisa diterapkan di salah satu ruangan rumah Anda. Pilihan ternak cacing sutera sebagai usaha juga memiliki potensi yang baik karena dibutuhkan setiap hari.

Contoh diatas merupakan sebagian dari 34 peluang bisnis peternakan yang dibahas dalam buku 34 Bisnis Peternakan Hasilkan Jutaan Rupiah yang ditulis oleh Cahyo Saparinto, salah seorang penulis buku-buku peternakan yang sudah cukup dikenal. Di dalam buku ini dipaparkan potensi pasar, kiat memulai, dan strategi yang bisa dilakukan agar menjadi entrepreneur sukses dalam bisnis peternakan. Dilengkapi pula analisis usaha yang menggambarkan keuntungan yang bisa diraih.

Bagi Anda yang berminat mendapatkan buku ini, bisa dibeli secara online dari salah satu toko buku online terpercaya Indonesia belbuk.com.

Rabu, 20 Mei 2015

Panduan Membuat Setek, Cangkok, Sambung dan Okulasi

Stek adalah potongan atau pisahan dari bagian tumbuhan untuk dibuatkan individu baru dengan cara di semaikan. Penyetekan dapat didefinisikan sebagai suatu perlakuan pemisahan, pemotongan beberapa bagian dari tanaman seperti akar, batang, daun dan tunas dengan maksud agar bagian-bagian tersebut membentuk akar.

Stek dapat dibedakan berdasarkan pada bagian dari tanaman yang dijadikan bahan stek:
  1.     stek akar dan stek umbi
  2.     stek batang
  3.     stek pucuk
  4.     stek daun
Tujuan Penyetekan adalah untuk mengoptimalkan pembentukan sistem perakaran baru. Sementara stek yang dilakukan pada bagian bawah tanaman seperti stek akar bertujuan untuk mengoptimalkan pembentukan sistem bagian atas tanaman. Sementara stek daun bertujuan untuk pembentukan sistem perakaran dan batang tanaman.

Keuntungan pembiakan melaui stek adalah murah, dapat dilakukan dengan cepat, sederhana dan tidak memerlukan tenaga terlatih dibandingkan kultur jaringan. Selain itu pembiakan vegetatif melalui stek dapat menghasilkan tanaman yang sempurna dengan akar, daun dan batang dalam waktu relatif singkat serta bersifat serupa dengan induknya.

Perbanyakan tanaman terbilang suatu kegiatan yang mengasyikkan bagi para hobiis. Bahkan, dapat mendatangkan keuntungan besar bagi yang serius menggelutinya. Tak heran, bila usaha ini banyak diminati orang untuk dijadikan lahan usaha baru. Apalagi, permintaan bibit tanaman hias dan buah kian meningkat. Namun, perbanyakan tanaman bukan tanpa masalah. Pekerjaan ini membutuhkan ketelatenan, kesabaran, pengalaman, serta keahlian khusus.

Namun para hobiis tidak perlu repot lagi untuk mempelajari cara dan tip untuk melakukan penyetekan tanaman ini, karena Wijaya dan N.S. Budiana telah menulis sebuah buku yang berjudul Membuat Setek, Cangkok, Sambung dan Okulasi yang diterbitkan oleh penerbit Penebar Swadaya, salah satu penerbit buku pertanian ternama di Indonesia. Buku ini mengupas berbagai cara memperbanyak tanaman, mulai dari setek, cangkok, runduk, semai, sambung, dan okulasi. Setiap jenis perbanyakan tersebut disajikan beragam variannya yang dibahas secara ringkas agar mudah dipahami dan dipraktikkan. Selain itu, tips dan trik agar perbanyakan tanaman berhasil juga dijelaskan dengan singkat.

Bagi Anda yang ingin mendapatkan buku ini, bisa dibeli secara online di belbuk.com.

Selasa, 19 Mei 2015

Panduan Beternak dan Berbisnis Ayam

Peluang usaha di bidang ternak terutama ternak ayam masih sangat terbuka lebar. Kebutuhan akan hewani masih sangat tinggi dan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu kebutuhan hewani yang hingga kini masih dibutuhkan adalah ayam, baik ayam kampung, ayam pedaging maupun ayam Arab.

Adakah terlintas dalam pikiran Anda untuk membuka bisnis ternak ayam? Jika iya, maka segeralah wujudkan. Sebab, beternak dan berbisnis ayam memiliki prospek yang cukup cerah. Nah, ayam jenis apa yang dapat diternak? Sejatinya, semua jenis ayam dapat diternak dan menjanjikan untung besar.

Salah satu buku yang ditulis oleh Um_Mulyadi yang berjudul Buku Lengkap Beternak dan Berbisnis Ayam Kampung, Ayam Pedaging, & Ayam Arab cukup lengkap membahas tentang cara beternak dan berbisnis ayam. Di dalam buku ini, disajikan tiga jenis ayam yang bisa Anda pilih untuk diternak, yaitu ayam kampung, ayam pedaging (broiler), dan ayam arab.
Lantas, bagaimana cara mengembangbiakkan ataupun menernakkan ayam-ayam tersebut?
Nah, itulah pertanyaan yang menjadi topik utama buku ini. Buku ini termasuk jenis buku panduan beternak ayam, khususnya ayam kampung, ayam pedaging, dan ayam arab. Panduan beternak ketiga jenis ayam tersebut disajikan secara sistematis, runtut, dan detail. Mulai dari pengenalan seluk-beluk ayam, persiapan sebelum memulai beternak, tahapan-tahapan budi daya (ternak), manajemen penyakit dan pakan, hingga analisis usaha. Selain itu, disajikan pula gambar-gambar eksklusifnya.


Pembahasan dalam buku ini meliputi topik-topik berikut ini:
1. Peluang Usaha Ternak dan Bisnis Ayam Kampung, Broiler, dan Ayam Arab
2. Langkah-Langkah Beternak Ayam Kampung, Broiler, dan Ayam Arab
3. Pemasaran dan Distribusi Ayam Kampung, Broiler, dan Ayam Arab
4. Analisis Usaha dan Bisnis Ayam Kampung, Broiler, dan Ayam Arab
5. Vaksinasi dan Pencegahan Penyakit dalam Ternak Ayam
6. Pakan dan Minum Ayam
7. Sarana dan Prasarana dalam Ternak Ayam, dll.

Buku ini bisa didapatkan secara online toko buku online belbuk.com.

Senin, 18 Mei 2015

Cara Mendongkrak Produktivitas Tanaman Karet

Dalam budi daya karet, produktivitas tanaman karet salah satunya dipengaruhi oleh pengelolaan dan pemeliharaan yang optimal selama masa Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). Terdapat berbagai cara modern dalam pemeliharaan tanaman karet yang dapat mempersingkat masa TBM, meningkatkan produktivitas, dan mempercepat datangnya keuntungan.

Cara-cara dan teknik mendongkrak produktivitas tanaman karet dibeberkan secara komplit oleh Nurhayati Siagian dalam bukunya yang diberi judul Cara Modern Mendongkrak Produktivitas Tanaman Karet yang diterbitkan oleh penerbit Agromedia Pustaka, yang merupakan salah satu penerbit buku pertanian ternama di Indonesia.

Buku ini berisikan tentang berbagai hal yang wajib diketahui oleh pekebun karet, mulai syarat lahan untuk tanaman karet, penyiapan lahan, penanaman, pembangunan legume cover crop, pengadaan bahan penyisip, pengelolaan tajuk, pemupukan yang tepat, hingga pengendalian gulma dan penyakit pada TBM. Selain itu, buku ini juga memaparkan standardisasi norma kerja umum dalam pembangunan dan pemeliharaan TBM untuk menekan biaya pemeliharaan dan efisiensi tenaga kerja.
Bagi yang berminat untuk mendapatkan buku ini, bisa dipesan secara online di toko buku online belbuk.com.

Minggu, 17 Mei 2015

Budi Daya Ikan Konsumsi Di Air Tawar

Judul Buku: Farm Bigbook: Budi Daya Ikan Konsumsi Di Air Tawar.
Penulis: M.Ghufran H.Kordi K.
Penerbit: Andi, 2015

 Budi daya air tawar (freshwater aquaculture) di Indonesia telah berkembang cukup pesat dan relatif maju. Lahan untuk budi daya air tawar terdiri dari danau, sungai, waduk, situ, rawa-rawa, sawah, dan genangan air lainnya. Teknologi budi daya air juga terus berkembang, sehingga budi daya tawar tidak hanya bergantung pada potensi lahan konvensional yang ada, tetapi juga dapat memanfaatkan lahan-lahan yang selama ini dianggap tidak ideal untuk budi daya perairan. Penggunaan kolam terpal, drum, dan toren untuk budi daya ikan di lahan-lahan tandus, tanah porous, dan lahan sempit merupakan inovasi cerdas dalam budi daya air tawar.

Demikian juga, komoditas perikanan yang dibudidayakan di air tawar pun semakin banyak. Buku ini menyajikan teknologi budi daya 28 ikan konsumsi di air tawar, yaitu : Ikan Mas, Nila, Lele, Gurami, Patin, Bawal Air Tawar, Tawes, Baung, Betutu, Jelawat, Nilem, Mujair, Belut, Sidat, Bandeng, Kakap Putih, Belida, Betok, Baster, Gabus, Karper Rumput, Lalawak, Lampan, Mola, Semah, Sepat, Tambakan, dan Toman.

Sajian mengenai teknologi budi daya ikan-ikan tersebut di dalam buku ini meliputi pasar dan prospek budi daya, biologi, pembenihan, pendederan, dan pembesaran. Karena itu, buku ini ditujukan kepada investor/pengusaha, pengambil kebijakan, praktisi akuakultur (petani ikan/pembudidaya, perekayasa, konsultan, penyuluh/tenaga lapangan), dan akademisi perikanan, peternakan, biologi, dan ekonomi.*** Farm Bigbook: Budi Daya Ikan Konsumsi Di Air Tawar.